Kamis, 12 Maret 2015

Bingung...


Sudah ku bilang aku lelah sakit hati, sudah ku bilang aku lelah gagal lagi dalam percintaan.. Haah muak rasanya aku membicarakan ini lagi, tapi kenapa semua ini jusru sangat dekat denganku? Justru sangat akrab dengaku ? sudah berapa kali aku bilang untuk serius dalam membina hubungan, sudah berapa kali aku berharap tak akan merasakan hal yang sama dengan sebelumnya, sudah berapa kali ? mungkin ribuan.. tidak yang ini hanya bercanda, yang jelas banyak kali dan semua itu ? yaa.. selalu gagal.

Aku senang belajar mengenai kehidupan, manusia, dan perasaan-perasaan di dalamnya, dan yang aku dapat adalah, jika kita berbicara mengenai manusia tidak ada kata lain selain, beragam. Beragam perasaannya, beragam egonya, beragam sikap dan sifatnya, beragam pikirannya, dan yang lainnya. Seperti diriku.... Demi Tuhan, aku sangat sangat sulit mengerti diriku sendiri, Saat aku mencintai seseorang, aku selalu berharap tak akan gagal lagi bersamanya, tapi kadang sumber kegagalan sebenarnya ada di diriku, kerap sekali  aku merasa bosan, dan akhirnya aku membiarkan perasaan itu masih ada dalam diriku, aku biarkan dan lama-lama bosan itu memuncak, jika sudah seperti ini aku akan merasa tak peduli dengan apa yang terjadi, jika harus berakhir, ya sudah , aku tak pernah menyesalinya. Kadang saat aku sendiri, aku merasa ingin sekali menjalin hubungan, tapi saat aku menjalin hubungan kerap sekali aku bosan dan merasa ingin sendiri, kenapa ? aku tak tau.... Saat aku menjalin hubungan, kerap sekali aku menuntut untuk selalu di mengerti, kadang saat aku sadar bahwa aku tak pernah mengerti . tapi? kadang tak berniat untuk merubahnya, kadang aku melarang ini itu, tapi kadang aku juga melakukannya, betapa busuk bukan ? sekarang, pertanyaan terbesarku adalah, jika orang itu adalah cinta sejati kita, akankah sikap-sikap seperti itu akan tetap muncul ? setahuku, jika dia adalah cinta sejatimu, kamu tak akan pernah seperti itu, karna dengan sendirinya tanpa harus merasa sadar , cinta kalianlah yang akan saling menutupi, tanpa  harus diucapkan dengan lisan, selain itu, bukankah jika dia cinta sejatimu kau tidak akan merasa sedih ? sedih akan dirimu dan permasalahan dengannya? Bukankah cinta sejati saling menguatkan tanpa harus berbicara ? lalu jika kau masih merasa seperti itu, masih kau berpikir bahwa dia cinta sejatimu? Tentu tidak bukan ? lalu apa gunanya kau masih bersamanya ? padahal kelak kau akan mendapatkan cinta sejati yang tidak akan membuatmu merasakan hal itu? Untuk apa kamu menjalin hubungan jika kau masih merasakan itu ? bukannya sudah jelas dia bukan cinta sejatimu ? ashhhhh... pikiran dan pertanyaan itu selalu membuatku bingung, mungkin jika diceritakan tidak akan ada habisnya.. lalu apa penyelesaiannya ? jangan tanyakan padaku karna akupun sedang mencarinya, entah apa jawabannya dan entah kapan aku mendapatkannya...

Bahagia kami sederhana


Bermula saat kami sama-sama memilih satu ekstrakulikuler di sekolah baru kami, pada jenjang SMA, bernama ‘’Perisai Diri Padmanaba’’ atau sering disingkat PDPadz, sebuah ekstrkulikuler ilmu bela diri yang mungkin sekolah lain juga memilikinya, tapi tidak disini, tidak bagi kami, disini kami bukanlah sebuah ekstrakulikuler, tapi kami adalah keluarga, benar-benar keluarga.... terbentuk melalui satu moment pelantikan menjadi anggota didalamnya adalah perjuangan yang sangat berat, kami harus berjalan  berkilo-kilo, menemukan petunjuk ke arah mana kami harus malangkah, beristirahat disetiap pos, dan mendapat bekal ilmu dari kakak-kakak kami yang tak lelah memberikan bekal mental dan fisik kepada kami, menyelesaikan masalah bersama, kami dididik sebagai pribadi yang pantang menyerah, kami dididik sebagi wanita yang tangguh, bukan wanita yang hanya bisa bersembunyi di balik punggung laki-laki, kami dididik bagaimana menghargai sesuatu, bagaimana menghormati orang lain, bagaimana mencerna dengan baik setiap maksud yang tersirat, bagaimana memiliki apa yang menjadi tanggung jawab bersama, dan bagaimana mendidik adik-adik kami kelak... Cerita kami tak sampai disitu, saat kami menggantikan posisi kakak kami, sudah tiba saatnya kami mempunyai adik yang harus kami bimbing sebagaimana kakak kami sebelumnya membimbing kami, menyayangi mereka dengan sangat baik, membimbing mereka dengan tanggung jawab, bersama-sama berjuang dan saling memberi semangat terutama saat pertandingan adalah kewajiban kami disini... Saat pertandingan, disitu adalah masa-masa yang benar-benar tidak bisa kami lupakan, bagaimana banyak sekali pelajaran hidup yang kami dapat didalamnya, bagaimana membanggakan dan membahagiakan orang-orang yang kami sayangi, bagaimana caranya tetap tersenyum saat hati kami pilu akan kegagalan yang kami alami dan kewajiban kami untuk terus tersenyum dan memberi semangat untuk keluarga kami yang masih berjuang, bagaimana pentingnya mengingatkan satu sama lain, tangis haru bersama saat gelar juara masih berpihak kepada kami, perjangan yang kita lalui bersama, beberapa kecelakaan di gelanggang yang tidak kita harapkan akan tetap menjadi kenangan manis bagi kami karna semua itu kami lewati bersama, bahagia kami sederhana, terus bersama tak ada ada beda adalah bahagia kami yang sebenarnya J

Lemah atau ego ?


Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan dalam dirinya, tidak bisa dipungkiri karna itu adalah pemberian Tuhan kepada setiap orang...

Kelebihan.. jika berbicara tentang kelebihan hampir semua orang jarang atau bahkan sama sekali tidak pernah bermasalah dengan kelebihannya, karna itu merupakan hal yang membanggakan dalam hidupnya, bukan ?

Sedangkan kekurangan... jika kita berbicara mengenai hal yang satu ini, mungkin hampir semua orang sering sekali atau bahkan mungkin selalu bermasalah dengan hal ini...

Mungkin salah satu diantara mereka adalah aku.. jangankan mencoba menutup kelemahanku, membedakan kelemahan dan ego saja aku tak mengerti..

Aku adalah pribadi yang suka bercanda tapi juga mudah sekali marah, aku pribadi yang peduli tapi kadang juga sangat egois, aku pribadi yang berani tapi kadang aku akan menjadi pribadi yang sangat penakut juga, bingung ? sudah kubilang.... coba perhatikan.. setiap orang memiliki dua sikap dan sangat bertolak belakang dengan sikap yang kerap sekali ia perlihakan seperti biasanya....

Aku bingung memulai dari mana, yang jelas kali ini aku ingin bercerita mengenai kekuranganku yang susah aku definisikan..

Selama ini, yang aku rasakan.. kerap sekali aku menuntut orang untuk mengerti bagaimana diriku, bagaimana aku yang mudah sekali tersinggung karna hal yang sepele, bagaimana diriku yang kerap sekali marah akan hal yang tidak begitu aku sukai, bagaimana diriku yang ingin mendapat pelukan dan perhatian saat aku benar-benar lemah, bagaimana diriku yang mencoba melihat masalah dengan dewasa, bagaimana diriku yang ingin mendapat balasan akan sesuatu yang aku lakukan,bagaimana aku yang selalu merasa gengsi akan segala hal, termasuk untuk mengakui kesalahnku sendiri dan bagaimana diriku yang lainnya... kadang aku bertanya, entah pada siapa.. apakah aku ini terlalu menuntut ? jika aku mulai memikirkannya, aku pikir tidak, karna itu adalah aku apaadanya sejak dulu, yaa seperti itulah aku sejak dulu, lalu aku anggap itu adalah aku, dan aku bisa mengeluarkan semuanya itu hanya dengan orang-orang terdekatku, yaap seperti kenyataannya, aku yang seperti itu hanya muncul saat aku berada diantara orang-orang terdekatku, lalu sebenarnya aku sedang bergulat dengan siapa ? ego atau memang kelemahanku ? aku tak paham ... yang jelas semua itu sangat sulit untuk aku hilangkan dalam diriku...

Sebenarnya rasa takut itu ada, aku takut mereka lelah menghadapi aku yang seperti ini, aku takut mereka meninggalkanku dan yang terburuk adalah mereka tak mau berteman lagi denganku... bahkan orang yang sangat aku cintai saat ini, begitu sering aku berharap atau bahkan menuntut untuk dimengerti olehnya, kerap sekali aku memarahinya karena hal yang tidak aku sukai, kadang semua ada benarnya, tapi kadang hanya egoku saja yang membuatku seperti itu, kerap sekali aku sadar, tapi sekali lagi, gengsiku sangat tinggi,sangat amat tinggi, hingga kadang aku justru tidak mengakui kesalahanku...

Sungguh.. memahami dan mengerti diri sendiri saja sangatlah susah, aku akui sangat sangat susah.. apalagi mencoba mengerti dan memahami orang lain, mungkin untuk mengerti orang lain kita harus belajar dari memahami diri kita sendiri, bagaimana kita yang sebenarnya, dan kita akan mengetahui orang lain yang sebenarnya J